Zaki's mind

Tunggu saja sampai dia ditusuk oleh orangnya sendiri. Sewaktu si A yang pegang kendali rasanya aman-aman saja, eh sekarang setelah berganti kok malah jadi semrawut begini.
Kira-kira begitu potongan obrolan yang kudengar. Sebagian ikan yang berenang di permukaan mungkin menganggap bahwa semua ikan lainnya sudah mengetahui caranya bernafas tidak dengan insang atau mungkin lebih tepatnya mereka mungkin berpikiran bahwa semua ikan pasti paham kalau di permukaan air ada predator-predator yang bentuknya berbeda. Nyatanya tidak semua ikan paham hal tersebut dan tidak semua ikan juga berani untuk menggapai permukaan. Sehingga tercipta banyak rumor di bawah laut sana tentang predator di atas air, di darat dan rumor yang mengatakan bahwa kalau sudah sampai di permukaan sana mereka bisa merasakan bernafas tanpa insang. Bohong, semuanya omong kosong. 

Bahkan tidak satupun ikan yang pernah berpikir untuk itu karena insting yang ada pada mereka terbatas untuk bertahan hidup, untuk memangsa atau dimangsa, untuk bereproduksi atau mati. Lebih kurang seperti itu. Jadi kenapa dengan ikan? Aku berusaha untuk menyoroti dangkalnya bayangan mereka bahwa di luar air, di permukaan sana, ada dunia yang lebih baik dan terdapat kehidupan yang berbeda. Benar memang berbeda, tetapi apakah akan lebih baik? Aku tidak menyebut diri pandai karena pengalaman hidup yang belum seberapa ditambah karakter yang tertutup membuatku mungkin tidak seintensif orang lain dalam bertukar pikiran dan semacamnya. Terlalu banyak kontraksi, dorongan dari dalam juga kemudian masih harus memperhitungkan faktor-faktor luar. Sebab tempat ini bukan milik seorang saja, ada banyak nyawa, beribu bahkan berjuta wajah, mau dikemanakan?

Pun aku tidak menyebut diri ini enggan untuk menjadi lebih baik tapi lagi-lagi bukankah harusnya tidak ada pemaksaan? sudah terlalu keruh untuk ditelaah--bukan berarti tidak bisa. Ada yang mengusung kebebasan tapi kemudian akan bertentangan dengan kepercayaan yang lain. Seorang guru pernah berkata bahwa kebebasan itu semu, tidak ada yang benar-benar bebas. Bebasmu selalu dibatasi oleh kebebasan yang lain. Begitu rupanya, masih ada batas juga dalam kebebasan. Kemudian harus bagaimana? asimilasi berakhir belas kasih, inginnya supaya bisa setara, karena memang seharusnya kita setara, tapi yang selalu mereka bilang adalah tentang "suara mayoritas" kemudian memerjuangkan yang minoritas sedikit tersendat rasanya...

Share:

0 komentar